SAHABAT

0
9

SAHABAT

Oleh: Rm. Sad Budi, CM

Perkenalan dekat saya dengan Rm. Ponti terjadi ketika saya pastoral di Garum dan dia pastor Tulungagung. Beberapa kali dia mampir ke Seminari Garum. Saya terkesan padanya, sehingga ketika menjelang tahbisan diakonat saya minta Retret sendiri dengannya. Dia tak banyak beri konferensi, kami ngobrol saja. Kadang malah dia ajak kuliner makan atau sekedar minum es campur.

Saya kurang tahu apakah Romo Ponti ganti menjebloskan saya menjadi dosen dan formator? Mungkin bukan dia, yang jelas menjelang tahbisan Imamat Rm. Rekso mengatakan “Setelah tahbisan kamu langsung berangkat studi Sosiologi” padahal saya ingin berkarya di paroki. Bahkan ketika saya menawar untuk berkarya dulu setahun di paroki, Rm. Rekso dengan tegas menolak. Walaupun kemudian karena kebutuhan, saya tidak langsung studi, namun berkarya di paroki Cilincing, menemani Rm. Wartadi – bukan hanya setahun tapi 2.5 tahun. Menjelang akhir studi saya menulis surat pada Rm. Ponti kalau pulang nanti mau menemani Rm. Agus Sudaryanto yg merasa sendirian berkarya di Nanga Pinoh. Tapi Rm. Ponti dengan bijak menjawab: “Romo Budi sudah ditunggu di Seminari. Jika Romo menjadi formator yang baik, nanti akan menghasilkan banyak misionaris daripada Romo sendiri.” Begitulah saya menemani Rm. Ponti menjadi dosen dan formator hingga saat ini, dengan “selingan” beberapa tugas lain.

Ketika Rm. Rekso visitator saat itu bilang seminari perlu formator yg bukan dosen dan minta pendapat saya (yg masuh frater!) dengan tegas saya bilang: Romo Ponti. Kiranya pilihan Tuhan lewat usulan saya sungguh tepat, walau itu berat bagi Romo Ponti yang sangat menikmati dan bersemangat berkarya di paroki. Apalagi dia langsung diangkat sebagai rektor. Saat itu panggilan cukup banyak, termasuk yg berasal bukan dari seminari menengah (angkatan rm Bani, Theo, Anton de Britto) yg dilihat rm Ponti “perlu dijinakkan”. Tak heran ketika kemudian tahu dia diminta menjadi formator atas usulan saya, rm Ponti bilang “Heh, ternyata Romo Budi yg menjebloskan saya”

Selain tugas di Seminari Romo Ponti mengajak saya untuk membina SSV. Dia sebagai pembimbing Dewan Wilayah Malang, saya pembimbing Dewan Daerah Malang. Sejak awal Romo Ponti bilang walau resminya ada pembagian tugas demikian, namun kami bekerja sama saling mengisi bila ada benturan tugas lain. Bahkan kami sering bertugas kunjungan bersama ke berbagai wilayah regio Timur keuskupan Malang. Yang mengesankan, terutama saat liburan seminari Rm. Ponti mengajak saya mengunjungi keluarga pengurus Dewan Nasional, dan ini sungguh menyemangati mereka dengan arti persahabatan dalam SSV.

Selain bertugas di seminari, Romo Ponti gembira ketika dia boleh membantu di paroki dan kemudian menjadi pastor parokinya. Dia sangat dekat dengan umat dan dikenal sayang dengan anak-anak kecil.

Lepas dari Seminari dia tugas menjadi pastor rekan di paroki KR. Dia dikenal sebagai pastor yang suka kunjungan, terutama ke keluarga-keluarga sederhana dan miskin. Tak lama di situ sebagai Visitator saya “menjebloskan” kembali Romo Ponti untuk menjadi direktur Putri Kasih. Terus terang dia menerimanya karena taat. Tapi dijalankan dengan penuh setia.

Begitulah Tuhan membentuk kami dalam panggilanNya lewat persahabatan. Tanpa kami sadari persahabatan kami membuat kami lebih terbuka pada panggilan Tuhan, khusus sebagai formator. Itu terjadi karena persahabatan kami tidak eksklusif untuk kami nikmati sendiri, namun ke luar demi mengamalkan kasih Tuhan. Menjelang purna tugas Rm. Ponti rajin menerjemahkan surat- surat dan konferensi Santo Vinsensius dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia yang baik, kita kenal dalam 7 jilid “Dalam Bimbingan Santo Vinsensius”.

Ketika Romo Ponti sudah sering lupa, dia masih ingat nama saya, kadang kadang memang dia juga lupa.

Beberapa bulan lalu ketika ke Surabaya Romo Ponti sedang sakit, tapi dia menolak keras untuk dibawa ke RS. Ketika saya kunjungi di kamarnya dia langsung ingat “Heh Romo Visitator”. Saya memanfaatkan ingatannya ini untuk meminta dia taat dibawa ke RS, dengan tenang dia taat…. Kini ketika Tuhan yang dikasihiNya memanggil, dia dengan taat datang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here