Sejarah berdirinya Kongregasi Misi

(keterangan gambar: St. Vinsensius a Paulo berkotbah di Follevile, Perancis, pada tanggal 25 Januari 1617. Inilah momen awal lahirnya Konggregasi Misi).

PENGANTAR

Kongregasi Misi (CM) yang didirikan oleh St. Vinsensius a Paulo, sesuai dengan maksud Gereja, telah meninjau kembali hukum asasinya, berkat inspirasi konsili Vatikan II, menghidupkan kembali semangat kerasulan dan hidupnya di dalam dunia masa kini.

Kongregasi Misi menyadari bahwa hidupnya kini berada pada suatu masa rahmat yang unik. Ia merasa karya Roh Tuhan datang atasnya mendorongnya untuk membaharui diri, dengan tetap setia mengikuti jejak St. Vinsensius.

Kongregasi menganggap perlu untuk kembali kepada sumber dan asal mulanya, kembali kepada pertobatan terus menerus dan visi St. Vinsensius, sehingga CM tetap memberikan kesaksian mengenai peranannya di dalam hidup Gereja. Dengan demikian CM tidak hanya berusaha untuk lebih menegaskan dan memelihara dengan setia ciri khas semula dan se-mangat rohani pendirinya yang suci, tetapi juga untuk mengambil inspirasi yang lebih mendalam dari sumber-sumber tersebut. CM mencoba memenuhi panggilannya yang secara khusus nampak di dalam kebutuhan orang-orang miskin masyarakat modern, sama seperti pada jaman St. Vinsensius, dengan tetap memperhatikan Kehendak Allah.

St. Vinsensius a Paulo dan lahirnya Kongregasi Misi

Vinsensius lahir di Pouy pada tahun 1581. Sebagai seorang anak ia hidup di antara orang miskin dan mengalami keadaan hidup mereka itu. Pada tahun 1600 ia ditahbiskan menjadi imam. Selama beberapa waktu ia berusaha meloloskan diri dari kemiskinan lingkungan asalnya. Namun berkat pertolongan para pembimbing rohaninya ia mulai merasa terpanggil untuk memiliki kesucian yang lebih mendalam. Melalui peristiwa-peristiwa hidupnya, akhirnya ia dibimbing oleh Penye- lengaraan Ilahi kepada suatu keputusan yang teguh untuk mengabdikan diri demi keselamatan orang miskin.

Ketika ia bertugas sebagai imam di Gannes dan di Folleville, pada tanggal 25 Januari 1617, ia sadar bahwa pewartaan Injil kepada orang miskin merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Sesuai dengan kesak-siannya sendiri, pengalaman inilah yang menjadi awal mula panggilannya sendiri dan lahirnya Kongregasi Misi (CM).

Pada bulan Agustus tahun itu juga, di Châtillon-les-Dombes, ia mendirikan “La Charité” untuk melayani orang-orang sakit yang tidak terurus sama sekali. Pada waktu itu pula ia sadar dan memperlihatkannya juga kepada orang lain, betapa erat kaitan antara pewartaan Injil dan pelayanan bagi orang-orang miskin.

Lambat laun pengalaman spiritualnya mengarahkannya untuk mengkontemplasikan dan mengabdikan dirinya kepada Kristus di dalam diri orang miskin. Bahkan gambaran Vincensius tentang Kristus sebagai utusan Bapa untuk mewartakan Injil kepada orang miskin menjadi pusat hidup dan karya pelayanannya.

Vinsensius sangat memperhatikan tuntutan dunia dan masyrakat jaman itu. Ia belajar melihat semua itu di dalam terang kasihnya yang makin berkobar baik terhadap Tuhan maupun terhadap orang miskin yang tertimpa berbagai macam malapetaka. Oleh karena itu ia merasa terpanggil untuk meringankan segala macam penderitaan.

Di antara semua kegiatannya, ia selalu secara khusus memperhatikan retret paroki (Misi Umat). Ia mengumpulkan anggota-anggota pertamanya dan dengan suatu perjanjian, yang diadakan pada tanggal 25 April 1625, bersama mereka ia bermaksud untuk mewartakan Injil kepada orang miskin di pedesaan. Melalui suatu keputusan untuk hidup bersama yang mereka tanda-tangani pada tanggal 4 Septem ber 1626, mereka mengikat diri membentuk sebuah kongregasi, sehingga dengan hidup bersatu di dalam kongregasi itu, mereka dapat mengabdikan diri demi keselamatan orang miskin di pedesaan.

Sementara Vinsensius dan para konfraternya giat mewartakan Injil kepada orang miskin, mereka melihat secara nyata bahwa hasil retret (Misi Umat) tidak dapat lestari di dalam hidup umat, apabila tidak sekaligus diusahakan pendidikan para imam. Mereka mulai dengan karya ini pada tahun 1628 di Beauvais, ketika atas permintaan Uskup mereka memberi retret untuk para calon tahbisan imamat. Sebab mereka sadar bahwa dengan cara demikian mereka menyediakan gembala- gembala yang baik bagi Gereja.

Agar ia dapat menangani berbagai macam kebutuhan, Vinsensius mengumpulkan sebanyak mungkin orang, entah kaya entah miskin, orang rendahan ataupun berkuasa. Ia memakai segala daya upaya untuk membangkitkan di dalam diri mereka penghargaan terhadap orang miskin sebagai gambar Kristus yang istimewa. Ia mendorong mereka untuk membantu orang miskin, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Mereka mengabdi dengan suka rela dan tulus. Mereka menjadi anggota komunitas Puteri Kasih dan perkumpulan Karya Cinta Kasih yang didirikan Vin- sensius serta perkumpulan-perkumpulan lain yang seasal. Demikian pula individu-individu tertentu yang sampai pada jaman kita sekarang telah memutuskan untuk memgambil semangat itu. Usahanya bagi orang miskin bertambah lagi dengan dimulainya kegiatan-kegiatan di daerah misi, ketika pada tahun 1648 untuk pertama kalinya ia mengirim anggota-anggota CM ke pulau Madagascar.

Perkembangan dan Pengesahan Kongregasi

Dalam perkembangannya, Kongregasi sebagai suatu lembaga secara bertahap menentukan panggilan, organisasi dan hidup komunitasnya. Juga ditetapkannya dengan seksama bahwa Kongregasi ini bersifat sekulir (praja), meskipun para anggotanya mengucapkan kaul stabilitas di dalam kongregasi serta mengamalkan kemiskinan, kemurnian dan ketaatan. Ciri-ciri demikian merupakan warisan kongregasi sampai masa kini.

Semua hal ini, seperti yang dikehendaki Pendiri Kongregasi ini dengan teguh, telah ditetap- kan dalam dokumen-dokumen mengenai asal mula dan organisasi (pemerintahan) Kongregasi. Di dalam bulla Salvatoris Nostri, 12 Januari 1633, paus Urbanus VIII menyatakan hal-hal berikut ini: “.   tujuan utama dan cita-cita khas Kongregasi serta anggota-anggotanya, berkat rahmat Allah, ialah baik mengusahakan keselamatan-nya sendiri maupun mereka yang tinggal di desa-desa, pelosok, daerah perladangan dan dukuh serta tempat-tempat yang lebih miskin. Se-dangkan di kota besar dan kota-kota lainnya,  mereka akan memberi-kan retret secara pribadi bagi mereka yang akan maju untuk menerima tahbisan Imamat, dan mengajar mereka yang mempersiapkan diri untuk tahbisan”. Sedangkan paus Alexander VII di dalam bulla “Ex Comissa Nobis”tanggal 22 September 1655, menyetujui adanya “Kaul-kaul simplex, yakni kemurnian, kemiskinan dan ketaatan serta stabilitas di dalam Kongregasi yang bertujuan untuk mengabdikan diri sepanjang hidupnya demi keselamatan orang-orang miskin pedesaan. Pada saat kaul-kaul itu diucapkan, hendaknya tidak ada orang yang membantu untuk menerima mereka entah itu atas nama Kongregasi, entah atas nama kami sendiri, ataupun atas nama Paus di Roma pada waktu itu …”. Tambahan pula dinyatakan bahwa “Kongregasi Misi tersebut bersifat exempt dari yurisdiksi Uskup setempat dalam segala hal, kecuali para anggota yang ditugaskan oleh Superior Kongregasi itu untuk mengadakan misi (retret-retret paroki) …dan apa saja yang berkaitan dengan misi itu. Oleh karena itu kami menetapkan bahwa Kongregasi ini tidak dikelompokkan dalam Ordo Religius, tetapi Kongregasi ini termasuk kalangan imam sekulir (praja)”.

Vinsensius berusaha sungguh-sungguh membentuk Kongregasi ini menurut semangat Tuhan Yesus. Setelah pengalaman bertahun-tahun, ia memberikan Tata Tertib (Regulae) dan Konstitusi Umum bagi Kongregasi. Di dalam Regulae Communes itu ia menyampaikan teladan kesucian injili yang secara lebih mendalam menggerakkan spiritualitas, kegiatan kerasulan, dan hidup persaudaraan kongregasinya. Semua ini bersumber dari kesadarannya yang mendalam mengenai apa yang di- kerjakan dan diajarkan Tuhan Yesus dalam memenuhi kehendak BapaNya yang mengirimNya untuk mewartakan Injil kepada orang miskin.

Pada awal Regulae Communes itu ia menguraikan lebih jelas lagi mengenai panggilan dan perutusan Kongregasi dan sekaligus juga menunjukkan jalan untuk mencapainya:

“Di dalam Kitab Suci kita membaca bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, yang diutus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tidak mulai berkarya dengan mengajar; Ia memulainya de- ngan bekerja. Dan apa yang Ia lakukan adalah mengintegrasikan secara penuh setiap jenis ke- utamaan ke dalam hidupNya. Kemudian Ia melanjutkan dengan mengajar sambil menerangkan Kabar Gembira keselamatan kepada orang miskin, dan mewariskan kepada para rasul dan murid- Nya apa yang perlu mereka ketahui agar menjadi pedoman bagi orang lain. Kini Kongregasi Misi ingin, dengan rahmat Allah, meneladan Kristus Tuhan sejauh mungkin di dalam keterbatasannya. Kongregasi berusaha meneladan keutamaan-keutamaannya dan apa yang ia kerjakan demi ke- selamatan orang lain. Hal itu menjadi benar apabila Kongregasi melaksanakan jenis karya yang sama, sehingga ia juga melaksanakannya dengan cara yang sama. Hal ini berarti tujuan Kongre- gasi ini ialah: 1° bertekad untuk berkembang dalam kekudusan, dengan meneladan sejauh mungkin keutamaan-keutamaan, yang diajarkan oleh Guru besar itu dengan murah hati kepada kita; 2° mewartakan Kabar Gembira keselamatan kepada orang- orang miskin, khususnya yang berada di pedesaan; 3° membantu para seminaris dan imam untuk berkembang dalam pengetahuan dan ke- utamaan, sehingga mereka dapat berhasil guna dalam pelayanan mereka” (RC I,1)

Melalui kata-kata ini St. Vinsensius mempercayakan kepada para konfrater Kongregasi Misi, yakni para pengikutnya di dalam Tuhan, suatu panggilan yang unik, sebuah hidup berkomunitas yang baru dan suatu tujuan tertentu, yang senantiasa harus disesuaikan dengan setiap jaman baru secara bijaksana.

(dikutip dari bagian pengantar Konstitusi dan Statuta CM, oleh: Richard McCullen CM)

Di bawah ini adalah video berjudul “RETURN TO THE SPIRIT”, sebuah video refleksi mengenai lokasi awal di mana St. Vinsensius a Paulo berkotbah kepada umat, yang kemudian menjadi titik awal awal berdirinya Kongregasi Misi (CM).