Keyakinan Adalah Dasar Hidup Bersama

0
738

28 Februari 2021 HARI MINGGU PRAPASKAH II(U)

Kej. 22:1-2.9a.10-13.15-18; Rm. 8:31b-34; Mrk 9:2-10

Fr. Gugun, CM

Manusia adalah mahluk sosial. Dalam artian demikian, manusia mempunyai apa itu yang disebut sebagai hidup bersama. Untuk menciptakan situasi kebersamaan, manusia harus menunjukkan rasa nyaman terhadap manusia yang lain. Ini yang bisa kita kenal sebagai kondisi lingkungan masyarakat.

Lingkungan masyarakat merupakan bentuk dari kebersamaan yang diciptakan oleh manusia di dunia. Manusia berusaha untuk menghadirkan dirinya di dunia, menunjukkan eksistensinya di dunia melalui suatu kelompok masyarakat. Namun, untuk menciptakan kelompok yang aman dan nyaman, manusia perlu mengedepankan apa itu yang disebut sebagai kepercayaan.

Kepercayaan ini adalah salah satu bentuk paling utama dalam menghadirkan kelompok atau persekutuan yang baik dan nyaman. Kepercayaan merupakan dasar utama dari sikap sosialistik manusia di dunia. Tanpa adanya kepercayaan yang tercipta antara satu manusia dengan manusia yang lain, kelompok atau persekutuan tersebut tidak akan pernah muncul.

Dari bacaan hari ini, Allah, melalui putranya, berusaha mengingatkan manusia betapa pentingnya mengimani Dia, percaya pada-Nya, yang telah memberikan hidup kepada manusia. Allah berusaha mengingatkan kembali manusia untuk terus percaya kepada penyelenggaraan Ilahi. Ia ingin manusia selamat dari segala pengaruh dosa di dunia. Ia ingin anak-anak-Nya tidak terus menerus jatuh dalam dosa yang sama. Itulah mengapa Allah membuat perjanjian bersama Abraham demi menunjukkan Cinta Kasih-Nya kepada manusia.

Lihatlah bagaimana Allah menguji keyakinan Abraham dengan menyuruh Abraham untuk mengorbankan putra tunggalnya untuk dijadikan korban persembahan bagi Allah. Karena keteguhan iman Abraham terhadap perintah-perintah Allah, Allah akhirnya meminta Abraham untuk tidak mengorbankan putranya itu dan menggantinya dengan domba yang ada di sekitarnya.

St. Vinsensius pun demikian, ia hidup dalam arahan Tuhan. Ia bekerja sesuai kehendak Allah. Ia mendengar Allah memanggil dirinya melalui para miskin dan papa. Dengan selalu bertekun dalam doa, St. Vinsensius berusaha mengenal perintah-perintah Allah. Ia berusaha menunjukkan diri-Nya kepada Allah melalui pelayannya kepada kaum miskin dan papa. Ini merupakan salah satu bentuk mengikuti kehendak Allah.

Apa yang ingin disampaikan dari kedua bacaan iman ini adalah, manusia harus berusaha lepas dari godaan-godaan manusiawi dan mau mendengarkan Allah; percaya pada penyelenggaraan Ilahi-Nya. Ikutilah segala perintah yang Allah berikan sebagai mana yang dilakukan oleh para murid ketika mengikuti Yesus berdoa di atas gunung yang tinggi. Karena dengan demikian, manusia bisa menjaga hidup kebersamaannya di dunia dengan Cinta dan Kasih  yang Allah berikan kepada manusia. Sebagai mana Allah telah berfirman kepada Abraham bahwa “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku” (Kej 22:18); dengan begitu Allah menjaga umatnya.

#VinsensianIndonesia

#visabisa

https://www.instagram.com/p/CL1QxYssVhc/