Refleksi kecil dalam rangka 400 tahun pendirian CM (1625-2025)
Oleh: Rm. FX. Armada Riyanto, CM

“Pendiri (fondatrice) komunitas kita yang pertama ialah Nyonya Jenderal yang saleh itu,” kata Vinsensius tahun 1648 (Coste III, 399). Nyonya ini selalu mengikuti misa. Memiliki tiga putra, diantaranya menjadi Uskup Agung Paris. Bulan Juni di tahun yang sama (1625) Nyonya de Gondy (atau Francoise Marguerite de Silly) wafat dan dimakamkan di sebuah kapel biara Karmel (OCD), di rue du Chapon. Komunitas kecil misi yang dipimpin Vinsensius itu berlanjut dan berkembang ke seluruh dunia sampai hari ini. Komunitas itu kelak disebut “Kongregasi Misi” (CM).
Madame de Gondy
Siapakah Madame de Gondy, yang disebut Vinsensius ini? Dia seorang ibu, yang dikenal dalam sejarah sebagai ibu keluarga yang saleh di Paris pada zamannya. Dia punya ayah yang berasal dari Piccardie, ibunya berasal dari Folleville. Madame de Silly saleh, sebab selalu memikirkan kehidupan iman “rakyat” desa yang tinggal di wilayahnya.




Sekedar bukti saja: Pada tahun 1617 Ma. de Gondy menawarkan 16.000 livres kepada romo-romo Yesuit dan selanjutnya juga Oratorians untuk melakukan Misi Umat di wilayahnya selama lima tahun. Tetapi, baik Yesuit maupun Oratorian meminta maaf, tidak sanggup. Maka, apabila kontrak misi umat dengan Vinsensius dan kelompok kecilnya terjadi tahun 1625, benarlah bahwa “fundatrice” itu ialah Nyonya de Gondy (seperti yang disampaikan Vinsensius tahun 1648).
Kalau “fundatrice” komunitas pertama para imam misi (yang melakukan Misi Umat) itu adalah Nyonya de Gondy, lantas siapakah Vinsensius bagi CM?
Vinsensius adalah sosok yang rendah hati. Sulit dibayangkan, bahwa dia akan berkata kepada para Romo dan Bruder dan Suster dan para frater-nya bahwa semua ini “sayalah” yang mengawali. Pasti tidak akan kalimat itu muncul dari mulut Vinsensius. Pasti.
Kata “fundatrice” memaksudkan bahwa Nyonya de Gondi adalah seorang ibu bangsawan yang dipilih Allah untuk “memantik” (memungkinkan nyala kecil) sebuah karya besar yang akan diberkati Tuhan, yaitu kontrak misi.
“Kontrak misi” itu benar — seperti kata Vinsensius — di inisiatifi oleh pihak pertama (yaitu keluarga de Gondy). Istilah “fundatrice” lebih memaksudkan yang menginisiatifi kontrak misi umat.
Tetapi, kharisma komunitas misi (CM) tidak mengalir dari pribadi keluarga de Gondi.
Kharisma misi dan kasih dalam komunitas kecil CM (seperti disebut sebut oleh Romo Andre Dodin) jelas mengalir dari Vinsensius. CM bekerja tidak hanya untuk keluarga de Gondy. Jelas. Melainkan, CM mengabdi Gereja, memenuhi panggilan Gereja, dan melakukan apa yang dilakukan oleh Kristus sendiri, the Evangelizer of the poor. Panggilan mengikuti Kristus ini diwujudkan dalam karya perutusan pewartaan Injil kemana saja Gereja membutuhkan, mengabdi dalam pendidikan/formasio klerus dan awam (C, 1).
Sangat sering benar, Allah memulai sesuatu yang besar melalui ide, tekad, kehendak, harapan orang lain. Filipus melakukan evangelisasi karena diundang Sida Sida Etiopia untuk naik ke keretanya.


Romo Paul Janssen merasa terpanggil oleh pandangan mata anak cacat dari keluarga yang dikunjunginya. Romo Reksosusilo menginjili wilayah Kali Tengah (dekat Ngeni) karena diundang oleh Pak Supeno tahun 1965. Dst.
Allah bekerja melalui siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk meluaskan Kerajaan-Nya. Terimakasih Madame de Gondy dan Jenderal de Gondy telah ambil bagian dalam melahirkan CM, Serikat Kecil yang boleh turut meluaskan Kerajaan Allah.