Apa yang kamu cari?

0
1968

Visitasi kanonik Rm Manuel Edi Prasetyo, CM, selaku visitator CM, di Seminari Tinggi CM

Setiap orang pasti punya tujuan dalam melakukan segala hal, dalam menjalani berbagai macam bentuk kehidupan atau profesi. Begitupun menjadi seorang misionaris. Hari ini (17/3) Seminari Tinggi CM mendapat kesempatan dikunjungi oleh visitator CM. Apa itu visitator? Visitator adalah pemimpin CM Provinsi Indonesia. Tugas mengunjungi para konfrater dan terus mengobarkan semangat membuat tugas pemimpin (provinsial) dalam CM disebut sebagai visitator. Visitator CM Indonesia saat ini adalah Romo Manuel Edy Prasetyo ,CM. Seorang teladan yang mengagumkan. Misionaris penuh pengalaman dan inspiratif.

Dalam kunjungan kanoniknya kali ini di Domus Malang, beliau menguatkan panggilan kami dengan bertanya kepada masing-masing kami dalam sebuah konferensi yang dihadiri seluruh frater dari yang masih muda yakni para postulan, novis, frater-frater S1, S2, hingga frater diakon. Pertanyaan yang sederhana tapi mengena. “Apa yang kamu cari?” (Yoh. 1, 38)

Pertanyaan ini mengarah pada tema panggilan. Mengapa kami menanggapi panggilan sebagai calon imam dan bruder CM? Jawabannya pertama-tama adalah karena kami adalah orang-orang pilihan. Apakah kami hebat-hebat? Berpemikiran brilian? Berpribadi unggul? Tidak. Kami manusia biasa yang juga memiliki kekurangan dalam banyak hal, dan di situlah Tuhan melengkapi kami.

Pertanyaan ini juga berlaku bagi para pembaca yang adalah ibu rumah tangga, bapak pekerja, penyapu jalan, mahasiswa, pelajar, tukang becak, siapa pun diri Anda. Kita dipanggil oleh Tuhan. Panggilan itu berbagai macam bentuknya. Apa kesamaan antara panggilan sebagai imam, biarawan/i dengan panggilan lain selain itu? Kesamaannya adalah kita sama-sama diajak untuk membangun sesama kita, membantu mereka berkembang dalam belajar,  dalam kemampuan, dalam banyak hal, menolong mereka, mendengarkan kesedihan mereka, bahagia mereka, menguduskan mereka, menjadi sahabat bagi mereka, menyebarkan kebaikan hingga ke pelosok yang tak terperhatikan sebelumnya. Itu panggilan umat manusia.

Terdengar klise? Memang. Ocehan penuh semangat yang membara di atas akan menjadi klise belaka bila kita berpikiran “I alone cannot change the wolrd”. Visitator menyemangati kami bahwa selama ada kemauan, pasti ada jalan. Menjadi imam yang berkualitas, menjadi manusia-manusia unggul, adalah visi dan impian yang perlu menjadi program kerja masing-masing kita.

“Sebagai bangsa terpilih kita perlu bersyukur”

Panggilan itu menyenangkan?

Ya. Tentu saja. Siapa berani menyangkalnya? Hanya mereka yang tidak mampu merasakan kebahagiaan dalam panggilan yang berani menyangkal itu.

Buktinya?

Berdasarkan data statistik tahun 2019 secara global, jumlah Imam CM di dunia ada 2983 . Sedangkan jumlah bruder CM ada 125 . Di Indonesia jumlah imam CM ada 101 . Sedangkan bruder CM ada 1. Walaupun hanya 1, tetap merupakan aset bagi kongregasi. Bukti lain lagi bahwa panggilan itu menyenangkan adalah CM bergerak di banyak bidang pelayanan. Di indonesia sendiri karya CM tersebar di bidang pendidikan (sekolah dasar, menengah, menengah atas, universitas), perburuhan, sosial, pengembangan rohani (rumah retret), pendidikan calon imam (seminari), paroki, dan masih banyak lagi.

Siapa dan bagaimana semua karya itu di-handle?

Tentu oleh romo-romo CM sendiri yang berkompeten dan memiliki perhatian di bidang-bidang itu. “Ada kemauan, ada jalan” prinsip inilah yang mendorong romo-romo CM untuk mau memperdalam studi tentang hal mendidik, hal menfasilitasi dan mengembangkan masyarakat, hal merawat bumi dengan membudidayakan metode pertanian organik dan ramah lingkungan, hal membina umat dan calon iman, dan lain sebagainya. Itu semua menyenangkan bila dibarengi dengan kemauan yang kuat dan visi yang jelas.

Ada kemauan, ada jalan

Rm. Manuel Edi Prasetyo ,CM

Salah satu kebanggaan CM Provinsi Indonesia adalah karakter orang Indonesia sendiri. Kualitas manusia Indonesia terbilang unggul karena kita lahir dalam multikulturalisme yang kuat, mengakar dalam sejarah hidup kita. Karakter pekerja keras, ramah, mudah bekerja sama, telaten, cekatan, gotong royong sangat menyanjung romo-romo dan provinsi-provinsi CM luar negeri terlebih Eropa. Itu semua karena kepribadian seperti inilah yang dibutuhkan dunia saat ini. Karakter servent leader lah yang dicari dunia ini. Pemimpin yang melayani, pemimpin yang berkomunitas, inklusif, berorientasi pada orang lain.

Di akhir pertemuan dengan kami para frater, Rm Edi, visitator CM menggarisbawahi bahwa inilah identitas CM, vinsensian, murid-murid Santo Vinsensius, karakter ini dibutuhkan di mana-mana. We are called. St. Vinsensius menginspirasi kita untuk hal ini. Don’t be afraid to take a step. Join us. Let us spread His kindness in the spirit of our founder St. Vincent de Paul.

Written by Fr. Fillio ,CM

https://www.instagram.com/p/B9lNMR1hpj9/?utm_source=ig_web_copy_link