Bt. Ghebre Michael, CM

0
937

Di daerah Goggian Etiopia, tahun 1791, tepatnya di Nefsie’, lahirlah seorang anak yang dikaruniai otak yang tajam. Ia adalah seorang yang tekun hidupnya untuk mencari kebenaran. Nama anak itu adalah Ghebre Mikael. Ghebre atau Ghebra Mikael merupakan “buah” pertama dari kesaksian misioner Santo Yustinus de Yakobis. Layaknya orang Etiopia lainnya, Ghebre Mikael menganut agama Kristen aliran tertentu yang tidak mengimani Kristus sekaligus Allah dan manusia. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Yustinus de Yakobis karena baginya Ghebre tidak masuk ke dalam sekte yang sesat, melainkan mencari sebuah kebenaran iman. 

Dalam bimbingan Santo Yustinus de Yakobis, Ghebre memutuskan untuk memeluk iman Katolik. Ia juga menghaturkan niatnya untuk menjadi seorang imam. Pada tanggal 1 Januari 1851, Ia ditahbiskan menjadi imam vinsensian di usia 63 tahun. Di lingkungan umat Etiopia, Ghebre Mikael dikenal sebagai orang yang terpandang, jujur dan menjadi teladan bagi umat. 

Seiring berjalannya waktu, iman Ghebre Mikael dicobai oleh berbagai tantangan. Tanggal 15 Juli 1854, Ia dan Yustinus de Yakobis ditangkap oleh penguasa setempat. Mereka dipenjara di tempat yang terpisah. Pada saat itu juga terjadi pengejaran dan penganiayaan pada umat Katolik yang ada di Etiopia. Penganiayaan ini dipelopori oleh Abuna Salama sejak tahun 1844. Ghebre Mikael mengalami penganiayaan yang sangat keji oleh para pengikut Abuna Salama. Ia dipindahkan secara Terus-menerus dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena kesetiaannya pada iman Katolik, Ghebre Mikael dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer. Ada mukjizat yang terjadi pada saat Ghebre Mikael dieksekusi, yakni Banyak serdadu yang merasa kelelahan. Maka banyak terjadi penundaan saat eksekusi dilangsungkan. 

Karena kagum dengan hal itu, para serdadu menjulukinya Chedus Ghierghis (Santo George). Menurut legenda masyarakat Etiopia, Santo ini telah mengalami kematian sebanyak tujuh kali demi membela agamanya dan hidup kembali. 13 Juli 1855, Ghebre Mikael akhirnya wafat, bertepatan juga dengan hari yang menurut kalender Etiopia peringatan santo George. Ghebre Mikael dinyatakan sebagai beato tanggal 3 Oktober 1926. Dan diperingati setiap tanggal 30 Agustus. 

Beato Ghebre Mikael telah menunjukkan kepada kita sebuah kebenaran sejati yaitu kasih kristus. Darah kudusnya yang tertumpah di tanah Etiopia telah menyuburkan panggilan dan iman yang besar akan Kristus. Sebagai orang yang beriman, hendaknya kita berani menjadi saksi Kristus dalam lingkungan sekitar kita. Memang terkadang ada banyak tantangan dan cobaan yang akan kita hadapi. Kendati demikian, kita akan Senantiasa dikuatkan oleh kasih. Maka hendaklah kita saling berbuat kasih melalui hal-hal sederhana, seperti peduli dengan keadaan orang lain, khususnya mereka yang mengalami kesulitan, mengunjungi dan mendoakan yang sakit dan mau mendengarkan orang lain.

Fr. Febri, CM