“Are You Ready? Yes, I am Ready”

0
117

Januari akhir tahun 2023 setelah perayaan Hari Jadi CM, Romo Visitator mengajakku ngobrol di kantornya. “Par,
piye yen kowe misi ke Papua Nugini?” Meskipun aku sempat ngobrol santai bulan sebelumnya tentang misi PNG
dan Solomon dengan Rm. Thomas, CM dan aku pingin juga mencoba tantangan misi ini, namun aku sempat
“makdeg” juga dengan tawaran ini.

Aku imam CM yang harus siap diutus kemanapun, tetapi di sisi lain aku ya “keder”, bukan masalah tempat tapi
masalah bahasa. Bayangkan aku wong ndeso Duren Sawit – Promasan biasa omong Jowo, nilai bahasa Inggrisku
pas seminari yo mung 5 atau 6 terus harus omong Inggris setiap hari. Tapi aku juga merasa ini tantangan,
mungkin Tuhan “memaksaku” harus pergi misi supaya aku bisa bertumbuh, tidak larut dalam kenyamanan
fasilitas di Jawa, supaya aku menyegarkan kembali perutusan panggilanku.

Maka aku mengatakan “oke aku mau dan aku siap meski aku tau harus berjuang dengan bahasa Inggris”. “Boleh
dipikir dulu lho Par” aku bilang “wis aku jawab sekarang aku mau, nanti kalau dipikir lagi malah aku berubah
pikiran hehehehehe”

Itu awal cerita perutusan misiku sampai ke tanah misi “An Unexpected Land” PNG. Sungguh perjalanan yang
menarik, tidak mudah (tapi Tuhan memudahkan banyak hal yang sulit menjadi mudah dan mungkin), dan juga
beneran aku harus berjuang dengan bahasa Inggrisku (otak sudah semakin tua dan tidak mudah untuk menghafal
kosa kata apalagi struktur ), berjuang dengan hidup sendiri, masak sendiri, makan sendiri, ngirit listrik matahari, dan sebagainya. Tapi syukur masih ada komunitas yang menemani.

Meski kami bertugas di tempat masing-masing yang berjauhan tapi komunitas kami hidup lho. Selasa malam selalu menjadi hari “ngrumpi” komunitas meski kami harus berjuang dengan network…. kadang muncul…. kadang ilang ikut arah angin.
Berbagai cara diusahakan untuk saling sapa (hehehehe jadi ingat “kadang kita dekat tetapi jauh karena kita tidak
saling sapa”). Meski sulit…. tapi yo iso, Dia membuat yang sepertinya tidak mungkin menjadi mungkin. Terima
kasih kepada CM untuk kesempatan bermisi ini, semoga semakin banyak hal yang bisa dimaknai dan disyukuri.

Rm. Martinus A. Paryanto, CM